Diposting oleh Ditya Garin Maharani di 20.34 0 komentar
Hai, semua penggemar kucing !!! mari simak 43 keunikan dari kucing ^_^
Kucing gak selalu jadi hewan yang menakutkan hlo, malah kucing itu hewan yang sangat lucu, penyayang, bahkan penghibur disaat galau hlooo guys !!! :D misalnya kita kasih dia mainan tali yang kita goyangkan seperti penari balet itu …pasti dia mengikuti gerakan tali itu kemanapun arahnya, seolah-olah kita menggoda si kucing untuk bermain :D ataupun menggunakan bola-bola kecil dia akan bermain seperti bermain sepak bola hloo hahaa…. gimana gak lucu kan si kucing unyu ini :D dan setahuku juga kucing merupakan peliharaan Nabi Muhammad SAW hlo guys…subhanallah !!! ^o^
sumber : http://popopetshop.wordpress.com/kucing/info-kucing/43-fakta-unik-tentang-kucing/
Diposting oleh Ditya Garin Maharani di 07.59 0 komentar
Serves four to six
Serves four to six
Obtain good quality bar chocolate. Companies such as Scharffen Berger, Green & Black's, Perugina, Ghirardelli, and Guittard all make excellent chocolate bars. For white chocolate lovers, Perugina is an excellent choice.
Prepare the chocolate. Using a sharp knife (serrated knives well for this task), chop the chocolate into chunks. The finer the chop, the quicker the chocolate will melt.
Melt the chocolate. In a 2-quart saucepan over medium-low heat, melt the chocolate with 1 cup (250ml) milk, stirring constantly, until the chocolate is fully melted.
Add flavorings. Salt, liqueurs, spices, and other flavorings can be added now. To increase their flavor presence in the hot chocolate, they will need the opportunity to steep for a longer period of time. However, if you want a subtler, less pronounced flavor, hold off for now.
Increase the heat to medium. Add the remainder of the milk, whisking continuously. If you notice black flecks floating on the surface, don't worry: these flecks are bits of unmelted chocolate, and will disappear as your delicious beverage heats up.
Enjoy your hot chocolate. Served in small cups or large mugs, or garnished with whatever you wish, such as mint leaves, cinnamon sticks, or whipped cream, it's going to be delicious! You can also add a kick to your cocoa with a shot of whiskey, rum, brandy, or peppermint schnapps.
Start with good cocoa. The difference between cocoa and chocolate is that chocolate includes the fatty part of the cocoa seeds, known as cocoa butter. Cocoa powder is what's left when the cocoa butter is extracted.[2] There is a noticeable difference in flavor, but a steaming cup of hot cocoa can be just as enticing, especially if you don't have a bar of chocolate handy!
Combine cocoa powder, sugar, and salt. In a 2-quart sauce pan, whisk together the cocoa and sugar until blended. Add the water, and whisk until combined.
Cook over medium heat. Stirring constantly, bring the mixture to a boil. Stop stirring, reduce the heat to medium low, and let the mixture boil for 2 minutes.
Add milk. Slowly add in the milk, stirring to blend. Heat the cocoa until it's very hot, but do not allow it to boil.
Serve it up! Pour the cocoa into a cup or a mug.
Garnish as desired, and top with a dollop of whipped cream or marshmallows.
Diposting oleh Ditya Garin Maharani di 19.27 0 komentar
(Agnes Monica Feat Christian Chavez)
Christian Chavez:
Disfrazando con un beso este vacío que se siente.
Ocultando en el silencio otra mañana indiferente.
Cada uno caminando en sentido contrario al corazón.
Te extraño, amor
Agnes Monica :
Pejamkan mataku dan kurasakan saat itu
Masih teringat rasa yang kita punya sejak dulu
Namun ini langkahmu dan ini maumu
Kamu jauh dariku
Chorus (Christian Chavez and Agnes Monica):
Que se moría por una mirada,
Que entre tus brazos solo suspiraba,
Que le bastaba como una caricia
Para curarlo de cualquier herida.
Que nos faltaba para enamorarnos?
Convencidos en nos separarnos.
Tú y yo jurabamos y nos creía
Que tanto amor hasta nos sobraría.
En dónde estás? En dónde estoy? si te quería
And the time has passed us by
There's no more words to say
We forget to love each other
This is all we ever had
Where did you go
But I Still Love You
Agnes Monica and Christian take turn singing this part :
Where Did you go (Where did you go)
And where I Am (where am I)
But I Still love you
Kau di mana (En dónde estás?)
En dónde estoy (En dónde estoy)
But I Still Love You
En Donde Estas…….
Diposting oleh Ditya Garin Maharani di 10.16 0 komentar
Anggota Kelompok :
Devi Sintya Pangestika A102.08.017
Dewi Wulansari A102.08.018
Dian Faisal Ardianto A102.08.019
Ditya Garin Maharani A102.08.020
AAK NASIONAL SURAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium agar tepat dan akurat, sampel yang diperoleh harus memenuhi kriteria sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan karena tahap preanalitik sangat menentukan hasil laboratorium yang akan dikeluarkan dan ditahap ini adalah yang paling banyak terjadi kesalahan. Untuk itu teknik pengambilan darah (venipuncture) harus memenuhi SOP, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Banyak berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari prosedur venipuncture. Banyak beberapa faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam prosedur venipuncture, baik masalah yang ditimbulkan oleh pasien itu sendiri, faktor teknis, maupun faktor fisiologis.
Oleh karena itu untuk mengurangi berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari prosedur venipuncture kami buat makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan seorang phlebotomist dapat melakukan cara pencegahan dan cara mengatasi dari berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari prosedur venipuncture.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyulit Dalam Flebotomi
1. Faktor pasien
a) Pasien tidak kooperatif : takut, Menolak, dll.
b) Kanak-kanak : takut
c) Dewasa / lanjut usia : rasa sakit, Gangguan jiwa,dll.
Solusi : cari bantuan petugas lain / tenangkan dan terangkan perlunya.
2. Faktor fisiologik
· Syncope (pingsan)
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanandarah.
Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang percaya diri .
Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya. Penampilan dan perilaku seorang Flebotomis juga bias mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan perilaku seorang flebotomis harus sedemikian rupa, sehingga tampak berkompetensi dan profesional.
Cara mengatasi :
a. Hentikan pengambilan darah.
b. Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satu sisi
c. Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
d. Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang.
e. Minta pasien menarik nafas panjang
f. Hubungi dokter
g. Pasien yang tidak sempat dibaringkan, diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang
Cara Pencegahan Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaringpada waktu pengambilan darah. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan.
3. Faktor teknik
a. Cara pengambilan salah
b. Arah tusukan tidak tepat
c. Sudut tusukan terlalu kecil/ besar
d. Keliru menentukan vena yang dipilih
e. Tusukan terlalu dalam / kurang dalam
f. Pembuluh bergeser
Tusukan sudah tepat, tetapi darah tidak cukup terhisap. Biasanya disebabkan oleh :
a. Kesalahan teknik
b. Pembuluh darah menyempit karena merasa tidak nyaman
c. Pembuluh darah kolaps karena volume darah kurang
Solusi :
- tenangkan pasien
- Kompres daerah yang akan ditusuk
- Perbaiki keadaan umum, cari pembuluh yang lebih memungkinkan.
Beberapa ciri yang lebih mungkin ada hambatan pengambilan :
a. Anak gemuk,sehingga tidak mudah menentukan lokasi pembuluh darah
b. Anak dengan pembuluh darah kecil, biasanya anak perempuan lebih kecil ukurannya, sehingga lebih sulit diambil.
c. Anak dengan pola posisi pembuluh darah yang berbeda. Meski ada pola umum, ada pula yang polanya berbeda, sehingga phlebotomis harus mencari lebih lama.
Harap dipahami, tidak pula rasional kalau kita lantas mudah memarahi mereka. Membuat phlebotomis gelisah karena kita marah, hanya akan memperbesar risiko kegagalan mereka menjalankan tugas.
Prosedur pengecekan identitas, pertanyaan rentang riwayat pengambilan sampel sebelumnya, penjelasan tentang berapa volume darah dan teknik yang akan diambil, sudah menjadi prosedur baku untuk dijelaskan. Dengan kita aktif bertanya dan menjelaskan, akan makin kecil risiko adanya data yang terlewatkan.
Pertanyaan dari pasien juga akan memberi kesempatan kepada dua pihak untuk saling mengukur keyakinan diri. Kalau nanti si petugas menyatakan sulit, baru kita teruskan "Anda yakin mengambil sampel darah anak saya?". Dengan tahapan seperti ini, si petugas tidak akan mengedepankan emosi - yang tentu saja sebenarnya tidak diperbolehkan apapun alasannya.
Begitu juga kalau memang si petugas yakin, beri dia dukungan agar makin yakin. Kalau berhasil dengan mulus, sampaikan terima kasih. Kalaupun kemudian memang gagal, sampaikan "apa tidak sebaiknya Anda minta diganti yang lain agar lebih yakin?". Dengan langkah-langkah seperti ini, bisa terhindarkan kekakuan hubungan yang tidak diperlukan.
Sekarang, alat pengambilan sampel darah sudah makin maju, tidak lagi menggunakan tabung suntik seperti dulu. Ada tabung khusus yang bersifat "vacuum" (bertekanan negatif) sehingga rasa sakit lebih ringan sekaligus memperkecil risiko darah-beku saat baru saja diambil. Tetapi, ada saatnya pula pengambilan tetap menggunakan jarum biasa, karena keperluan pemeriksaan tertentu (karena ada beda perlakuan terhadap sampel darah, tidak sama dengan sampel darah untuk pemeriksaan darah secara umum).
Pengambilan sampel darah relatif lebih sulit pada bayi, yang makin muda. Perlu teknik tinggi dan pengalaman lapangan lama. Tempatnya sering harus mencari-cari yang paling memungkinkan. Paling disukai tetap di siku-dalam, tetapi bisa juga di kaki.
Kalau anak kita dirawat di RS, ada lagi prosedur pengambilan darah yang memang secara teknis lebih sulit, yaitu untuk pemeriksaan Blood-Gas Analysis (BGA : analisa gas darah). Yang diperlukan adalah "darah arteri" bukan darah vena. Biasanya diambil dari arteri femoralis (di bagian pangkal paha). Warna darahnya(lebih cerah) beda dengan darah vena (lebih gelap). Setelah diambil sesegera mungkin dihindari dari kontak dengan udara dan diperiksa secepat-cepatnya.
Memang, sekolah phlebotomis "hanya" bisa mengajarkan ilmu, teori, latihan pada manequin dan sedikit latihan pada pasien. Keterampilan hanya bisa diperoleh dari pengalaman. Ada kemungkinan pengambilan sampel darah pada Anda atau anak Anda tidak bisa sekali berhasil. Namun, dari pengalaman seperti itulah phlebotomis akan makin terampil.
B. Komplikasi Flebotomi
Komplikasi berkenaan dengan tindakan Flebotomi :
1. Syncope (pingsan)
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah.
Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang “ percaya diri “ Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya.
Penampilan dan perilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan perilaku seorang flebotomis harus sedemikian rupa sehingga tampak berkompetensi dan profesional
Cara mengatasi :
a. Hentikan pengambilan darah
b. Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satu sisi
c. Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
d. Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang
e. Minta pasien menarik nafas panjang
f. Hubungi dokter
g. Pasien yang tidak sempat dibaringkan, diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang
Cara Pencegahan :
a. Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan
b. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah
c. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan
2. Rasa Nyeri
Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat.
Cara pencegahan :
a. Setelah desinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mengering sebelum pengambilan darah dilakukan.
b. Penarikan jarum tidak terlalu kuat
c. Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya ( memberi contoh )
3. Hematoma
Hematoma adalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan ( dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
a. Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena
b. Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena
c. Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan
d. Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket) belum dikendurkan
e. Tempat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
Cara mengatasi :
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan jarum segera :
a. Lepaskan turniket dan jarum
b. Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa
c. Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit)
d. Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri
4. Pendarahan
Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah arteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya.
Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karena terganggunya system koagulasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena :
a. Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah.
b. Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia, defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia )
c. Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukan protrombin, fibrinogen terganggu )
Cara mengatasi :
a. Tekan tempat pendarahan
b. Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan :
a. Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat dengan pasien
b. Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama
5. Alergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang ada pada sarung tangan, torniket atau plester.
Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis, radang selaput mata, kadang-kadang bahkan bisa (shock).
Cara mengatasi :
a. Tenangkan pasien, beri penjelasan
b. Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan :
a. Wawancara apa ada riwayat alergi
b. Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex
6. Trombosis
Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempat yang sama sehingga menimbulkan kerusakan dan peradangan setempat dan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok penggunaan obat ( narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena.
Cara pencegahan :
a. Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama
b. Pembinaan pengidap narkotika
7. Radang Tulang
Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yang sempit dan pemakaian lancet yang berukuran panjang
Cara mengatasi:
· Mengatasi peradangan tulang
Cara Pencegahan:
· Menggunakan lancet yang ukurannya sesuai. Saat ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.
· Setiap kejadian komplikasi Flebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat dalam buku catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang diberikan.
8. Anemia
Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukan yang 4-12 bulan kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam 18-20 bulan.
9. Komplikasi neurologis
Komplikasi neurologis dapat bersifat lokal karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi.
Penanganan :
· Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan.
· Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
· Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter
· Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien.
C. Faktor yang Diperhatikan:
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
a. Pemasangan turniket (tali pembendung)
· Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
· Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
b. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
c. Penusukan
· Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
· Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
d. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
BAB III
PENUTUP
Dalam makalah ini kami membahas venipuncture III yang mencakup penyulit-penyulit, komplikasi dan pencegahan, dan faktor yang diperhatikan dalam melakukan pengambilan darah vena atau venipuncture. Dari penyulit-penyulit venipuncture dapat kami simpulkan menjadi tiga faktor yaitu faktor pasien, faktor fisiologik, dan faktor teknik. Dari segi faktor pasien, pasien yang tidak kooperatif (takut atau menolak) akan menganggu dalam pengambilan darah ini karena bila pasien sudah merasa takut venanya aka mengalami vasokonstriksi (mengkerut) sehingga akan sulit untuk diambil dan bahkan bisa dilakukan pengambilan berulang. Dari segi fisiologik, salah satunya adalah syncope (pingsan) ini bisa disebabkan karena pasien merasa ketakutan atau mungkin pasien sedang puasa terlalu lama yang dirasakan denyut nadi cepat, keringat dingin, tekanan darah menurun sehingga kesadarannya menurun. Lalu faktor teknik, inilah faktor yang datangnya dari seorang fl\ebotomis itu sendiri misalnya Cara pengambilan salah, arah tusukan tidak tepat, sudut tusukan terlalu kecil / besar, keliru menentukan vena yang dipilih, tusukan terlalu dalam / kurang dalam, pembuluh darahnya bergeser.
Kemudian berbagai macam komplikasi dan pencegahannya yaitu syncope (pingsan), rasa nyeri, hematoma, pendarahan, alergi, anemia, trombosis, radang tulang, kerusakan neurologis (saraf), dan lain-lain. Contoh salah satunya adalah hematoma yaitu terkumpulnya massa darah dalam jaringan di bawah kulit sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Biasanya disebabkan karena dalam penusukan jarum terlalu menukik sehingga menembus dinding vena ataupun terlalu dangkal sehingga sebagian lubang jarum masih di luar dinding vena. Selain itu disebabkan daerah penusukan dekat dengan pemasangan tourniket atau pada saat akan menarik jarum tourniket masih terpasang dan masih banyak lagi penyebab lainnya.
Selain penyulit dan komplikasi kami juga merangkum tentang faktor yang diperhatikan dalam venipuncture yaitu dari pembendungan yang terlalu lama dapat mengakibatkan hemokonsentrasi dan peningkatan substrat. Dari segi penusukan, bila tidak tepat mengenai vena atau sampai menembus vena akan mengakibatkan kebocoran vena atau yang disebut hematoma. Lalu pada saat penusukan bila kulit masih basah oleh alkohol dan langsung dilakukan pengambilan akan menyebabkan rasa terbakar atau rasa nyeri yang berlebihan bahkan sampel akan mengalami hemolisis karena terkontaminasi oleh alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Dian Rakyat. Penuntun Laboratorium Rakyat. Bandung. 1992. Hal: 7-112. Patelki kaltim : Kompetensi Profesional Flebotomi.
Ø http://patelkikaltim.blogspot.com/2010/06/kompetensi-profesional-flebotomi/07-10-2012/11.00
Ø Arief, Mansyur. Teknik Flebotomi dan Antikoagulan. [serial on internet][cited 20 Maret 2010].
Ø http://www.scribd.com/doc/49519130/Dr-Mansyur-Teknik-Flebotomi-14/07-10-2012/20.00
Ø Pengertian Flebotomi . [serial on internet] 18 Juni 2009 [cited 21 Maret2010].
Ø http://teklabkes.blogspot.com/2009/07/pengertian-flebotomi-html/07-10-2012/15.35
Ø http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/phlebotomy.html/06/10/2012/19.23
Ø http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/search/label/Phlebotomy/06/10/2012/20.22
Diposting oleh Ditya Garin Maharani di 23.34 0 komentar
Becker glass
Becker berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Becker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
Fungsi :
Sebagai tempat melarutkan zat.
Tempat memanaskan.
Menguapkan larutan / air.
Menampung zat kimia yang bersifat korosif
GELAS UKUR
Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat. Kapasitas volume gelas ukur 5 – 2000 ml. Memiliki beberapa pilihan berdasarkan volumenya, volume tersebut ditentukan berdasarkan miniskus bawah larutan.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci
Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat hingga volume tertentu.
KACA ARLOJI (Watch Glasses)
Kaca arloji terbuat dari gelas boroksilat berupa piring mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm.
Fungsi :
1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis.
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
BOTOL TIMBANG ( Weight Bottle )
Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15 – 80 mL.
Fungsi :
Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu zat. Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair yang bersifat higroskopis. Saat menimbang zat cair yang bersifat mudah menguap botol timbang harus dalam kondisi tertutup agar tidak terjadi penguapan.
CORONG GELAS ( Funnel conical )
Terbuat dari kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek.
Fungsi :
Memasukan atau memindah larutan /cairan suatu wadah ke wadah lain yang bermulut kecil.
Digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
CORONG PISAH
berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca. Fungsi : Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
Cara menggunakannya : campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
Diposting oleh Ditya Garin Maharani di 23.25 0 komentar
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "